LOMBOKTENGAH, NTB – Diduga akibat permasalahan keluarga, seorang laki laki di Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di sebuah pohon pada pematang sawah dekat rumahnya pada Kamis 04 Agustus 2022 sekitar pukul 17.30 wita. Korban atas nama Ahmad Syafi’i, laki-laki, 60 tahun Salahsatu permasalahan yang sedang di hadapi kawasan perkotaan adalah meningkatnya urbanisasi. Urbanisasi merupakan perpindahan dari luar kota/desa ke kota, hingga menyebabkan populasi masyarakat di perkotaan semakin meningkat. Bukan hanya permasalahan populasi saja, namun juga meningkatnya sampah, munculnya kawasan LuwuUtara, Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur, memimpin Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Sosialisasi Pembentukan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) – Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan Tahun 2021 di Ruang Rapat Sekretaris Daerah, Kamis (23/12/2021).. Rapat Secaraumum kondisi dan kendala yang dihadapi oleh desa-desa di lingkungan kecamatan Godean, meliputi: 1. Kurang/belum adanya wawasan dan pengalaman dalam membuat program kerja yang Dengan demikian, permasalahan yang ingin dipecahkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah bagaimana persoalan di atas (1-4) dapat diselesaikan 3Permasalahan yang Timbul Akibat Pertumbuhan Kota Tanpa Tata Kelola yang Baik. oleh Jillian Du (WRI) dan Anjali Mahendra (WRI) - 04 Februari 2019. Pemukiman informal di pinggiran Mumbai, India. Foto oleh Johnny Miller/Unequal Scenes. Bayangkan Lagos, sebuah kota di Nigeria dengan populasi 22 juta jiwa, yang beberapa dekade lalu hanyalah sebuah Jakarta-. Masalah sanitasi dan akses air bersih masih menjadi permasalahan yang ditemui di Indonesia, baik di daerah perkotaan ataupun daerah pedesaan. Sama-sama bermasalah, namun karakteristik serta penanganannya sangat berbeda. Essy Asiah, penanggung jawab Sanitasi Masyarakat (Sanimas) dari Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan SementaraCEO Studio daur ulang Baciraro Marlon Kamagi mengatakan, permasalahan sampah di Indonesia sudah memasuki level darurat dikarenakan solusinya penganganan masih kurang dan terkendala dengan kesadaran masyarakat yang belum terbangun. “Permasalahan sampah merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya Berdasarkandata Kemendes PDTT per 12 Juli 2022, sebesar Rp 34,72 triliun atau 51,35 persen Dana Desa telah tersalur ke rekening kas desa. Sebesar Rp 5,95 triliun dari Dana Desa yang telah tersalurkan itu digunakan untuk ketahanan pangan. "Pak Presiden (Joko Widodo) terus-menerus mengingatkan kita terkait dengan permasalahan pangan yang Permasalahanjumlah penduduk tersebut menimbulkan dampak yang berarti, antara lain dampaknya adalah sebagai berikut; Ketersediaan bahan pangan terbatas. Sarana perumahan dan tempat tinggal kurang memadai. Fasilitas kesehatan, pendidikan, dan hiburan kurang. Angka pengangguran tinggi. Angka kriminalitas tinggi. Penelitianstudi kasus adalah perincian suatu permasalahan yang dilakukan uji coba pada objek permasalahan dengan hanya mengandalkan 1 subjek dan 1 lokasi, Sampah plastik yang digunakan dalam Kaligrafi di Desa Padangrejo adalah sampah plastik sejenis kemasan makanan,minuman, maupun deterjen karena memiliki tekstur yang lentur sehingga . fasilitas tidak barang2 kebutuhancara mengatasinya melaksanakan program transmigrasi,menciptakan lapangan kerja,tidAK membuang sampah sembarangan,dan lain2. Permasalahan di desa adalah sulitnya mendapatkan sarana,dan prasarana umum karena letaknya yang cukup jauh. cara mengatasinya memperbaiki insfrastruktur yang ada sehingga memudahkan dalam pencapainnya. permasalahan di kota adalah kemacetan serta polusi udara yang kian memburuk. cara memperbaikinya membatasi kepemilikan kendaraan pribadi, dan menambah ruang terbuka hijau. Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar membeberkan tantangan yang dihadapi dalam proses Desa Membangun Indonesia. Setidaknya ada tiga tantangan yang harus tantangan itu adalah desa belum menjadi daya tarik bagi penduduk, kemudian tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa dan masih tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa. Marwan menjelaskan, desa belum menjadi daya tarik bagi penduduk bisa ditelisik dengan melihat data bahwa pada tahun 2010, 52,03 persen penduduk tinggal di perkotaan dan 48 persen penduduk tinggal di pedesaan. Jika kecenderungan ini terus terjadi, diprediksi dalam 5 dekade 1970-2020 penduduk perkotaan bertambah enam kali lipat. Sebaliknya penduduk pedesaan berkurang tiga kali lipat. "Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menunjukkan bahwa kota masih menjadi wilayah yang sangat menarik bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. Kondisi desa yang masih memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan kerja dan keterbatasan sarana dan prasarana menjadikan masyarakat desa berbondong-bondong menuju ke kota," ujar Marwan dalam Seminar Nasional UIN Syarif Hidayatullah seperti dikutip dalam siaran pers, 21/10/2015.Tantangan desa kedua adalah tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa. Tingkat Pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18 persen per tahun lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan penduduk di pedesaan menurun sebesar 0,64 persen per tahun. Hal ini menunjukan bahwa kecenderungan masyarakat ingin bekerja diperkotaan dibandingkan diperdesaan karena lapangan kerja di perdesaan tantangan ketiga adalah tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa bisa ditelisik dengan data bahwa jumlah keluarga petani miskin secara nasional sebanyak KK. Yang paling tinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan Jumlah keluarga. Sedangkan untuk keluarga miskin yang paling sedikit adalah di Provinsi Papua Barat sebanyak keluarga. Melihat tantangan ini, maka Marwan Jafar terus memacu kerja desa untuk mempercepat pembangunan di segala bidang. Konsep Desa Membangun menjadi kata kunci karena pembangunan harus melibatkan seluruh masyarakat Indonesia, terutama masyarakat di kampung-kampung."Masa depan Indonesia ada di desa. Ini bisa dilihat secara nyata karena desa memegang prospek besar bagi perwujudan kedaulatan pangan dan energi nasional di masa depan," menambahkan, menempatkan desa sebagai sumbu utama kedaulatan pangan dan energi bukanlah sesuatu yang berlebihan, karena desa merupakan penyedia utama sumber-sumber pokok pangan nasional."Makanya, dana desa itu kita arahkan untuk membongkar keterbelakangan desa dalam hal infrastruktur yang selama ini menghambat proses desa membangun. Ini penting karena pembangunan itu basisnya dari bawah. Jika desa maju, maka daerah kabupaten akan maju, kemudian provinsi akan maju, dan Indonesia secara keseluruhan akan maju secara merata," ucap Marwan. ega/elz Cocoa is a pre-eminent commodity in Central Sulawesi Province. Cocoa farming has not experienced a significant increase in productivity due to lack of technological improvement efforts, limited partnerships resulting in low access of farmers to capital institutions, trading dominated by middlemen and owners of capital, and lack of extension support role in improving the competence, capacity, and interdependence of cocoa farmers to increase productivity and income. Those aspects indicate the importance of research on competence, the capacity of cocoa farmers leading to the interdependence of farmers on a filtering system, competitiveness and partnership as well as increasing the productivity of farmers through increasing farmers’ interdependence. This study aims to 1 identify the level of competence, capacity, and interdependence of cocoa farmers, 2 analyze the factors affecting the competence, capacity, and interdependence of cocoa farmers to produce quality cocoa, 3 analyze the influence of interdependence on farmer productivity cocoa, 4 to determine extension strategies in improving the competence, capacity, and interdependence of cocoa farmers. The research used survey design, was implemented in Central Sulawesi Province as the main center of cocoa production in Indonesia. Location of research were Donggala Regency of North Region, Sigi Regency of West Region, Poso Regency of Central Region and North Morowali Regency of Southeast Region. The research sample was 380 by fulfilling the statistical test requirement using Structural Equation Modeling SEM. In the research, selection of sample using multi-step random sampling. Determination of location and sample is as follows 1 two villages in each selected district are based on several criteria developing and geographically located village close to the district capital and villages far from the district capital, and 2 sample determination in each village using proportional random sampling. The results of this research are first, the competence of farmers is weak due to the weak role of extension, lack of innovation received by farmers and low formal education. The capacity of farmers is weak in organizing and in adapting to the environment due to the low competence of farmers. The interdependence of cocoa farmers in the low categories of good filter system competitiveness and partnership This is due to low capacity and institutional support, thus affecting the low level of farmer interdependence in filter system, competitiveness, and partnership. Second, the level of competence of weak cocoa farmers is influenced by the weakness of 1 intensity factor following nonformal education, 2 the motivation of farming development, 3 role of agriculture extension, and 4 institutional support. The dominant factors influencing the weakness of the cocoa farmers' capacity are 1 the motivation for the development of farming, 2 the traditional attachment, 3 the role of agricultural extension, 4 and the availability of innovation. The low level of interdependence of farmers is influenced by the weakness of 1 the level of formal education, 2 the intensity of nonformal education, 3 the role of agricultural extension, 4 the availability of innovation, 5 institutional support, 6 the competence level of farmers and 7 farmers' capacity level. Third, increasing the interdependence of farmers is a determinant factor in increasing the productivity of cocoa farming in Central Sulawesi Province. The decline in production and quality of dry beans can be overcome by increasing cocoa farmer interdependence. Low farmer interdependence affects the low productivity of tons per hectare per year is under the yield potential of 2 tons per hectare per year and income of Rp. this is below the minimum wage of Central Sulawesi Province of Rp. per month. Fourth, based on the results of the model of farmer interdependence in improving the productivity of cocoa farming, the formulation of strategies to increase interdependence is 1 the strategy of increasing the interdependence of farmers through improving the capacity of farmers and 2 the strategy of increasing the interdependence of farmers through institutional support. The strategies undertaken are a to develop a peasant group plan that is integrated with the extension program; b conducting consultation activities, technical meetings, field workshops and field meetings between farmers, industry and the private sector; c increase the use of compost and organic pesticides by farmers. Providing training by extension workers on how to use organic pesticides and organic fertilizers, and continuous intensive facilitation in order to improve the utilization of environmentally friendly technologies; d enhancing the role of farmer groups as collectors of cocoa beans; e cooperate with industrial and private institutions in the provision of adequate production, marketing and processing facilities for farmers; f develops the principal actors institutions as a concrete manifestation of the Law No. 16 of 2006 on Agricultural Extension System, Fisheries and Forestry in accordance with Article 19 paragraph 2, 3 and 4 that is the principal actors institution has a function as a forum for learning process, units of facilities and production facilities, production units, processing and marketing units, and supporting service units; g capacity and number of competent trainers on cocoa plants; h cooperate with credit guarantor for farmers. Cooperation undertaken in order to provide convenience for farmers in accessing capital so that farmers are able to provide the needs of production facilities to improve the quality of cocoa beans; i drafting regulations that support the development of cocoa farmer interdependence; j to assist the processing of dry cocoa beans into ready-to-eat products.